Matematika tak akan menjadi mata ajaran yang menakutkan, jika anak bisa menemukan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sejak anak belajar berhitung, misalnya, ia bisa menemukan korelasi antara angka 1, 2, 3, dst, dengan jumlah mainan yang dimilikinya.
Hal ini tentu jauh lebih menyenangkan dibanding jika anak hanya membayangkan deretan angka-angka saja. Hal inilah yang diterapkan Angie Siti Anggari, SPd., MSc.,
Direktur Pendidikan di Sekolah Tara Salvia, Bintaro. Pelajaran
matematika sederhana sekali pun harus selalu diikuti dengan praktek
langsung.
“Ketika
memperkenalkan aneka bentuk, seperti segi empat, segi tiga, atau
lingkaran, guru akan menyajikan alat peraga. Untuk menghitung luas atau
keliling bidang datar tersebut, misalnya, anak akan dibawa ke lapangan untuk menghitung langsung luas lapangan tersebut. Jadi, rumus tak hanya ditulis di atas kertas, tapi anak mengetahui bagaimana rumus tersebut didapat dan kemudian digunakan,” jelas Angie.
Matematika juga bisa menyenangkan, lho. Jika kreatif, soal-soal di dalam matematika bisa dimodifikasi menjadi aneka bentuk permainan seru.
Misalnya, gunakan daun-daun kering untuk menghitung luas suatu bidang
tertentu. Dengan daun sebesar ini, berapa daun dibutuhkan untuk menutupi
bidang tertentu? Tidak perlu alat peraga yang istimewa dan mahal, kan?
Dengan
menjembatani matematika dengan kehidupan sehari-hari, mata pelajaran
ini tidak akan menjadi sesuatu yang menakutkan. Dan bukan tidak mungkin,
akan memupuk rasa cinta anak pada matematika.